Pemkot Jaktim Gelar Gerakan Nasional Revolusi Mental

Pemkot Jaktim Gelar Gerakan Nasional Revolusi Mental

Jakarta Timur, WartaKarya - Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, Kusmanto, menghadiri pelaksanaan Gerakan Nasional Revolusi Mental di Gedung Serbaguna Blok C, Selasa (25/11/2025). Kegiatan ini diikuti 100 peserta yang terdiri dari perwakilan Dewan Kota, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Komunikasi Kecamatan Sehat (FKKS), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), RT, RW, serta organisasi masyarakat di wilayah Jakarta Timur.

Dalam sambutannya, Kusmanto menilai Gerakan Nasional Revolusi Mental merupakan langkah penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, terutama dalam mengisi kemerdekaan. Ia berharap kegiatan ini dapat memperkuat ketahanan keluarga dan masyarakat Jakarta Timur dalam menghadapi berbagai tantangan.

“Saya berharap dari kegiatan ini kita bisa melindungi keluarga kita dan memperkuat persatuan-kesatuan di Jakarta Timur, supaya lebih kokoh menghadapi tantangan ke depan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti tantangan besar di kalangan generasi muda, terutama pengaruh negatif media sosial, tawuran, narkoba, serta tindakan tidak terpuji lainnya. Menurutnya, kegiatan ini menjadi momentum untuk mengingatkan masyarakat agar terus mendorong kreativitas dan perkembangan generasi muda sebagai penerus bangsa.

Kegiatan menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Prof. Dr. Dwi Purwoko yang membahas urgensi penguatan jati diri dan karakter bangsa dalam konsep Asta Cita, Happy Farida Djarot dari DPD RI yang memaparkan peran DPD RI dalam penguatan karakter bangsa, serta Rofiq Sujarwanto dari Yayasan Pendidikan Laboratorium Pancasila yang membahas karakter masyarakat dalam mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global.

Kepala Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jakarta Timur, Eliazer Hutapea, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya Gerakan Nasional Revolusi Mental dalam menjaga dan melindungi Pancasila dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG).

“Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap bahaya paham dan ideologi yang tidak sesuai nilai-nilai Pancasila, seperti radikalisme, terorisme, serta isu aktual lainnya yang dapat menggoyahkan integritas bangsa,” ujarnya. **(Gn)

 

LOWONGAN WARTAWAN

Popular News